Dia, Yang Baru Datang

‎”Sadar gak sadar sih ya, kita itu berdiri diatas ‘katanya’. Bayangin aja, apa-apa yang bakal kita lakuin pastinya mikir dulu tuh, ‘kata’ si ini, atau, ‘kata’ mama sih, yaaah semacam itulah”

“Aahh perasaaan mu saja kali, memangnya kau pernah gitu, mikir dulu sebelum tiba-tiba suka sama orang yang baru pertama ketemu. Memangnya harus dulu mikir ‘kata’ dia, doi itu…..”


“Haaah, kau gak ngerti apa yang kumaksud, aku cuma berfikir kalau semua hal, sekarang, tergantung sama rasionalitas kita kan?”


“Heeee, mana bisa kau sebut rasa cintamu itu rasional. Kau masih ingat kata-kata mereka kan? Jadi…. menurutku….. rasionalitas itu relatif, terutama untukmu, haha”


“Relatif??? Maksudnya pas mereka bilang ‘ah jelek, hitam gitu, biasa aja’ aku melihatnya dari sisi berbeda maksudmu? Jadi rasionalitas bergantung pada kepribadian seseorang???”


“Yaaaa mungkin kurang lebih begitu, kau juga berfikir begitu kan? Termasuk lagi, relatif itu bisa jadi irasional kalau kau campurkan dengan rasa cintamu itu”


“Ahhh biar sajalah, aku yang bahagia kan, aku yang tentukan. Aku bahagia, kau juga bahagia. Meski fikiran dan hati kadang bertolak, buktinya kita masih berbicara akan hal ini. Tentang dia, orang yang baru datang dalam kehidupan kita”

2 thoughts on “Dia, Yang Baru Datang

Leave a reply to Sam Cancel reply